Reformasi di Bidang Politik dan Cara Mewujudkannya
Keadilan merupakan hal yang mendasar bagi bekerja nya suatu
sistem hukum. Sistem hukum ini merupakan struktur untuk mencapai konsep
keadilan yang disepakati bersama. Keadilan juga harus memiliki suatu keseimbangan
antara hak dan kewajiban.
Macam-macam dari Keadilan seperti Keadilan legal atau
keadilan moral, Keadilan distributive dan Keadilan komutatif. Keadilan ini
bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum.
Keluhan di Bidang Politik :
Pemilu belum resmi dimulai namun tebar gelar sudah
terjadi dimana-mana di Negara ini. khususnya di kendaraan umum seperti angkot
dan mobil bis. Kaca belakang angkot sudah penuh dengan tempelan kampanye
para calon legislative yang punya modal. Tertulis nama, partai dan slogannya di
samping photo sang calon tersebut. demikian juga dengan kaca sampaing bis umum
yang dipenuhi oleh kampanye capres salah satu partai yang sedang melakukan
konvensi capres nya. Pokoknya semakin hari akan semakin tidak berkaca segenap
kendaraan umum yang ada baik di desa maupun di kota. Apalagi tahun depan
mungkin angkot dan bis umum akan seperti peserta karnaval di jalan raya yang
penuh dengan gambar-gambar dan kampanye politikus. Lalu apa yang menarik dari
kampanye premature ini?…
Ternyata di samping nama para caleg tersebut selalu
saja ada tercetak gelas akademiknya. Entah di sebelah kanan, entah di sebelah
kiri di tambah lagi dengan gelar H diantara gelar tersebut. nama dan gelar
bahkan ada yang lebih panjang gelarnya. IR, DR, dr, Prof, Drs, H adalah gelar
yang selalu ada di posisi kiri nama. SE, MSI, MH, MM, Msc, SH adalah gelas yang
ada disebelah kanan nama. Entah dari mana mereka mendapatkan gelar-gelar
tersebut. resmi atau bayar, Asli atau aspal tidak jelas. Yang penting
temple dahulu urusan belakang. Kita kan tahu ada partai yang calegnya
kebanyakan putus sekolah alias preman pasar dan preman parkiran tetapi mendadak
sekarang pada punya gelar akademis. Wah hebat sekali partai itu telah berhasil
mensarjanakan anggotanya. Tetapi apa iyaaa…
Selain itu kok ada gelar yang aneh ya…. Yaitu Spd
dan Msi.. sepertinya banyak sekali orang yang memakai gelar tersebut. gelar ini
seperti gelar universitas terbuka kali ya, atau gelar dari satu program
pensarjanaan kali ya. Jadi program resmi secara administrasi tetapi tanda Tanya
secara kualitas. Mulai dari kualitas kuliah sampai dengan kualitas lulusannya.
Jangan-jangan ini adalah gelar yang bisa di atur dengan mudah tetapi dijamin
asli dan syah. Waduh kalau ada yang seperti ini seru juga ya… pada ngejar gelar
demi gengsi kali ya…
Sehingga kejadian penempelan segala macam gelar
akademik ini sangat mencerminkan budaya aneh bangsa ini. kenapa ya gelas
akademik menjadi penting dan bergengsi dinegara ini? siapa ya yang memulainya
dan apa ya latar belakangnya. Coba deh pada jaman Orba kan sudah banyak yang
memakai gelar seperti ini. Proklamator kita saja selalu mencantumkan gelar Ir
nya yaitu Ir Soekarno. Apakah dari sini dimulainya ya. Sebagai bangsa yang
tertindas. Sebagai bangsa yang dijajah. Sebagai bangsa yang bodoh. Maka
pencantuman gelar akademis menjadi symbol keberhasilan perjuangan bangsa ini.
sebagai tanda bahwa sudah tidak bodoh lagi dalam artian sudah ada yang lulusan
universitas. Akhirnya pencantuman gelar akademik ini menjadi alat perjuangan
bangsa untuk menunjukan keberhasilan pendidikan masyarakatnya. Siapapun yang
lulus dari perguruan tinggi maka menjadi wajib menempelkan gelar akademiknya
tersebut. akhirnya jadilah budaya di tengah masyarakat. Dengan bergelar
akademik maka gengsi akan naik.
Masalahnya adalah kualitas lulusannya yang tidak
sesuai dengan gelar akademiknya tersebut. dengan kata lain masyarakat jadi
lebih mengejar gelarnya ketimbang mempertanggung jawabkan kualitas ke
sarjanaannya. Yang penting punya gelar dan titik. Hal ini disambut oleh
para “pengusaha” perguruan tinggi maka terciptalah bisnis gelar disegenap
perguruan tinggi tersebut. mau gelar silahkan masuk perguruan tinggi kami,
dijamin dapat gelar dan syah…. Seru kan…
Hasil akhirnya ya bertebarannya gelar akademik di
angkot dan bis umum itu tadi. Dengan bangga mereka cantumkan gelar tersebut
tanpa risih dengan kualitasnya. Artinya mereka yang melakukan hal tersebut
sangat yakin nama, gengsi dan kualitas dirinya menjadi meningkat ketimbang
kosong tanpa gelar. Mungkin saja di pedesaan nilai ini masih berlaku tetapi
tidak di perkotaan. Gelar akademik sudah umum dan murah atau murahan sehingga
sama sekali tidak bisa mendongkrak citra sama sekali.
Namun demikian, apapun alasannya dan apapun nilai
nya di tengah masyarakat, yang pasti budaya gelar masih sangat kental dibangsa
ini. padahal malah bisa membingungkan teman-teman luar negeri kita ya…mereka
suka Tanya “apaan tuh Msi, Spd yang ada dibelakang nama kita….”.. tetapi biarin
saja deh memang masih seperti ini bangsa ini. masih mendewakan gelar dan kertas
ketimbang gelar kualitas pribadi….. semoga masyarakat tidak tertipu oleh
gelar-gelar tersebut….
Cara
mewujudkan keadilan.
Harus
dimulai dari diri sendiri, karena tanpa aksi dari diri sendiri tak akan ada
perubahan dalam reformasi politik, dalam mewujudkan keadilan dalam kepolitikan,
ada 4 hal yang harus dilakukan
1.
Mewujudkan keadilan sosial, dikarenakan
indonesia adalah negara pancasila yang artinya adalah negara kebangsaan dann
berkebangsaan sosial, maka penting dari itu untuk mewujudkan keadilan sosial
terlebih dahulu, dengan menaati peraturan dalam negri tersebut, sehinggal
keadilan akan semakin terwujud
2. Memperlakukan keadialn secara kmoutatif,
yang antara lain, memperlakukan orang lain secara sama martabatnya dengan
pribadi diri kita sendiri, dengan saling
menghormati orang lain, maka keadilan komutatif akan terwujud.
3. Mewujudkan keadilan distributive, antara
lain memperlakuan peraturan yang sama kepada orang lain, sesuai UUD yang
berlaku, dengan antara lain mempermudahkan keadilan plitik untuk terwujud.
4. Memilih pemimpin yang tepat dalam
mewujudkan keadilan politik, dikarenakan indonesia sudah mendewakan gelar
disamping nama tersebut, maka pribadi orang masing – masing lah yang akan
memilah pemimpin apakah yang akan cocok dalam mempin di bidang tema ini,
pribadi saya, saya tidak terlalu suka menilai pemimpin dari gelarnya, tapi
menilai pemimpin dari hal yang sudah beliau lakukan terlebih dahulu.
Dikarenakan
keadilan sosial dan keadilan ekonomi adalah teras dari keadilan politik maka
harus dipikirkan terlebih dahulu apa
yang harus dilakukan pribadi masing-masing dalam mewujudkan keadilan politik.