Kamis, 12 Juni 2014

Tugas Softskill - Ilmu Budaya Dasar #4

Reformasi di Bidang Politik dan Cara Mewujudkannya 


Keadilan merupakan hal yang mendasar bagi bekerja nya suatu sistem hukum. Sistem hukum ini merupakan struktur untuk mencapai konsep keadilan yang disepakati bersama. Keadilan juga harus memiliki suatu keseimbangan antara hak dan kewajiban.

Macam-macam dari Keadilan seperti Keadilan legal atau keadilan moral, Keadilan distributive dan Keadilan komutatif. Keadilan ini bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum.

Keluhan di Bidang Politik :

Pemilu belum resmi dimulai namun tebar gelar sudah terjadi dimana-mana di Negara ini. khususnya di kendaraan umum seperti angkot dan mobil bis. Kaca belakang angkot sudah penuh dengan tempelan  kampanye para calon legislative yang punya modal. Tertulis nama, partai dan slogannya di samping photo sang calon tersebut. demikian juga dengan kaca sampaing bis umum yang dipenuhi oleh kampanye capres salah satu partai yang sedang melakukan konvensi capres nya. Pokoknya semakin hari akan semakin tidak berkaca segenap kendaraan umum yang ada baik di desa maupun di kota. Apalagi tahun depan mungkin angkot dan bis umum akan seperti peserta karnaval di jalan raya yang penuh dengan gambar-gambar dan kampanye politikus. Lalu apa yang menarik dari kampanye premature ini?…

Ternyata di samping nama para caleg tersebut selalu saja ada tercetak gelas akademiknya. Entah di sebelah kanan, entah di sebelah kiri di tambah lagi dengan gelar H diantara gelar tersebut. nama dan gelar bahkan ada yang lebih panjang gelarnya. IR, DR, dr, Prof, Drs, H adalah gelar yang selalu ada di posisi kiri nama. SE, MSI, MH, MM, Msc, SH adalah gelas yang ada disebelah kanan nama. Entah dari mana mereka mendapatkan gelar-gelar tersebut. resmi atau bayar,  Asli atau aspal tidak jelas. Yang penting temple dahulu urusan belakang. Kita kan tahu ada partai yang calegnya kebanyakan putus sekolah alias preman pasar dan preman parkiran tetapi mendadak sekarang pada punya gelar akademis. Wah hebat sekali partai itu telah berhasil mensarjanakan anggotanya. Tetapi apa iyaaa…

Selain itu kok ada gelar yang aneh ya…. Yaitu Spd dan Msi.. sepertinya banyak sekali orang yang memakai gelar tersebut. gelar ini seperti gelar universitas terbuka kali ya, atau gelar dari satu program pensarjanaan kali ya. Jadi program resmi secara administrasi tetapi tanda Tanya secara kualitas. Mulai dari kualitas kuliah sampai dengan kualitas lulusannya. Jangan-jangan ini adalah gelar yang bisa di atur dengan mudah tetapi dijamin asli dan syah. Waduh kalau ada yang seperti ini seru juga ya… pada ngejar gelar demi gengsi kali ya…

Sehingga kejadian penempelan segala macam gelar akademik ini sangat mencerminkan budaya aneh bangsa ini. kenapa ya gelas akademik menjadi penting dan bergengsi dinegara ini? siapa ya yang memulainya dan apa ya latar belakangnya. Coba deh pada jaman Orba kan sudah banyak yang memakai gelar seperti ini. Proklamator kita saja selalu mencantumkan gelar Ir nya yaitu Ir Soekarno. Apakah dari sini dimulainya ya. Sebagai bangsa yang tertindas. Sebagai bangsa yang dijajah. Sebagai bangsa yang bodoh. Maka pencantuman gelar akademis menjadi symbol keberhasilan perjuangan bangsa ini. sebagai tanda bahwa sudah tidak bodoh lagi dalam artian sudah ada yang lulusan universitas. Akhirnya pencantuman gelar akademik ini menjadi alat perjuangan bangsa untuk menunjukan keberhasilan pendidikan masyarakatnya. Siapapun yang lulus dari perguruan tinggi maka menjadi wajib menempelkan gelar akademiknya tersebut. akhirnya jadilah budaya di tengah masyarakat. Dengan bergelar akademik maka gengsi akan naik.

Masalahnya adalah kualitas lulusannya yang tidak sesuai dengan gelar akademiknya tersebut. dengan kata lain masyarakat jadi lebih mengejar gelarnya ketimbang mempertanggung jawabkan kualitas ke sarjanaannya.  Yang penting punya gelar dan titik. Hal ini disambut oleh para “pengusaha” perguruan tinggi maka terciptalah bisnis gelar disegenap perguruan tinggi tersebut. mau gelar silahkan masuk perguruan tinggi kami, dijamin dapat gelar dan syah…. Seru kan…

Hasil akhirnya ya bertebarannya gelar akademik di angkot dan bis umum itu tadi. Dengan bangga mereka cantumkan gelar tersebut tanpa risih dengan kualitasnya. Artinya mereka yang melakukan hal tersebut sangat yakin nama, gengsi dan kualitas dirinya menjadi meningkat ketimbang kosong tanpa gelar. Mungkin saja di pedesaan nilai ini masih berlaku tetapi tidak di perkotaan. Gelar akademik sudah umum dan murah atau murahan sehingga sama sekali tidak bisa mendongkrak citra sama sekali.

Namun demikian, apapun alasannya dan apapun nilai nya di tengah masyarakat, yang pasti budaya gelar masih sangat kental dibangsa ini. padahal malah bisa membingungkan teman-teman luar negeri kita ya…mereka suka Tanya “apaan tuh Msi, Spd yang ada dibelakang nama kita….”.. tetapi biarin saja deh memang masih seperti ini bangsa ini. masih mendewakan gelar dan kertas ketimbang gelar kualitas pribadi….. semoga masyarakat tidak tertipu oleh gelar-gelar tersebut….

Cara mewujudkan keadilan.

Harus dimulai dari diri sendiri, karena tanpa aksi dari diri sendiri tak akan ada perubahan dalam reformasi politik, dalam mewujudkan keadilan dalam kepolitikan, ada 4 hal yang harus dilakukan

1.     Mewujudkan keadilan sosial, dikarenakan indonesia adalah negara pancasila yang artinya adalah negara kebangsaan dann berkebangsaan sosial, maka penting dari itu untuk mewujudkan keadilan sosial terlebih dahulu, dengan menaati peraturan dalam negri tersebut, sehinggal keadilan akan semakin terwujud

2.  Memperlakukan keadialn secara kmoutatif, yang antara lain, memperlakukan orang lain secara sama martabatnya dengan pribadi diri kita sendiri,  dengan saling menghormati orang lain, maka keadilan komutatif akan terwujud.

3. Mewujudkan keadilan distributive, antara lain memperlakuan peraturan yang sama kepada orang lain, sesuai UUD yang berlaku, dengan antara lain mempermudahkan keadilan plitik untuk terwujud.

4. Memilih pemimpin yang tepat dalam mewujudkan keadilan politik, dikarenakan indonesia sudah mendewakan gelar disamping nama tersebut, maka pribadi orang masing – masing lah yang akan memilah pemimpin apakah yang akan cocok dalam mempin di bidang tema ini, pribadi saya, saya tidak terlalu suka menilai pemimpin dari gelarnya, tapi menilai pemimpin dari hal yang sudah beliau lakukan terlebih dahulu.

Dikarenakan keadilan sosial dan keadilan ekonomi adalah teras dari keadilan politik maka harus dipikirkan  terlebih dahulu apa yang harus dilakukan pribadi masing-masing dalam mewujudkan keadilan politik.